Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Everything about green perspective

Haloo !! sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya. nama saya Kurniadi Setiabudi mahasiswa Hubungan Internasional fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik 2017  Universitas Budi Luhur Jakarta. disini saya ingin menuliskan tentang Green Theory dalam Hubungan Internasional. saya akan membahasnya satu persatu dari berbagai sumber yang saya peroleh. yang nantinya bisa kalian akses di bagian referensi saya dibawah. Sebelum memebahas jauh mengenai teori hijau itu sendiri, yuk mari kita mengenal dulu apa itu teori hijau dalam hubungan internasional.mari kita berangkat dari sejarahnya terlebih dahulu Sejarah singkat Green theory Merupakan teori kontemporer. Green teori muncul pada tahun 1960an setelah perang dunia ke-2. Adanya krisis lingkunganyang marak terjadi menjadikan politik hijau memakainnya sebagai objek yang perlu diuji dan dikaji. Dalam green teori tidak memiliki actor, terlebih tidak sedikit negara yang tidak mengakuinya sepenuhnya  tetapi sej...

Mahasiwa Hubungan Internasional Fahrul Resandi terpilih menjadi volunteer – batch 3 di sekolah imigran Somalia dalam program Friendship From Indonesia (FFI) oleh IFS di Singapura dan Malaysia

Gambar
Mahasiwa Hubungan Internasional Fahrul Resandi terpilih menjadi volunteer – batch 3 di sekolah imigran Somalia dalam program Friendship From Indonesia (FFI) oleh IFS di Singapura dan Malaysia Kegiatan ini merupakan pengabdian masyarakat berskala internasional yang bertujuan untuk menyampaikan rasa kepedulian Indonesia kepada dunia internasional dengan melibatkan pemuda dalam program peningkatan kualitas hidup dan perdamaian. Dengan penugasan sebagai International volunteer dari Universitas Budi Luhur, Resandi ditugaskan untuk memperkenalkan budaya Indonesia dan nilai nilai kearifan lokal yang ada di Indonesia. Resandi turut menambahkan misi lain yang kami bawa adalah menyampaikan nilai-nilai kebudiluhuran sebagai bentuk nyata mengglobalkan nilai-nilai kebudiluhuran di mata internasional. Diharapkan dari kegiatan ini Universitas Budi Luhur bukan hanya berperan aktif kegiatan pengabdian masyarakat  ditingkat nasional, tetapi Universitas Budi Luhur juga turut ambil didalam kegiat...

FISIP Seminar Series Februari 2018 “Poros Maritim Dunia Sebagai Benteng Ekonomi dan Pembangunan Indonesia

Gambar
Rabu, 28 Februari 2018, FISIP kembali mengadakan FISIP Seminar Series pada awal semester Genap 2018 dengan mengambil tema “Poros Maritim Dunia Sebagai Benteng Ekonomi dan Pembangunan Indonesia” oleh Ibu Retno Windari Poerwito, MSc (Pakar Bidang Hukum Laut Internasional) di Teater UBL. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan FISIP, Bapak Fahlesa Munabari, PhD; Kaprodi HI, Elistania, M.Si dan didampingin oleh dosen dan staf FISIP, Universitas Budi Luhur. Kegiatan ini juga diikuti oleh sekitar 200 mahasiswa FISIP. Dekan FISIP dalam sambutannya sangat berterimakasih atas kedatangan Ibu Retno yang dapat berkesempatan hadir untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa FISIP. Ibu Retno dalam pemaparannya berbagi mengenai pengalaman di bidang maritim baik sebagai delegasi Indonesia di Internasional. “Poros maritim dunia adalah visi Indonesia untuk menjadi negara maritim yang maju, mandiri, kuat, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi perdamaian dunia.” Ujarnya Menurutnya, walaup...

Universitas Budi Luhur Tuan Rumah Pertemuan Nasional Mahasiswa HI

Gambar
UNIVERSITAS Budi Luhur menjadi tuan rumah Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (PNMHII) yang berlangsung di kampus Universitas Budi Luhur Jakarta sejak 8-12 November 2016. Sebanyak 370 mahasiswa yang merupakan perwakilan dari 51 universitas ambil bagian dalam acara tersebut. Pendiri yang juga pembina Yayasan Budi Luhur Cakti Djaetun HS mengatakan, untuk menciptakan perdamaian dunia, harus diupayakan terlebih dahulu dari negara sendiri. Misalnya, Indonesia harus dapat memanfaatkan forum multilateral regional seperti ASEAN untuk mendamaikan sejumlah konflik regional di kawasan ASEAN. Guru Besar Universitas Parahyangan Prof V Bob Sugeng Hadiwinata PhD menuturkan pentingnya memahami kemananan manusia melalui perspektif Copenhagen School, atau sebagai salah satu agenda keamanan internasional. “Karena itu, Indonesia harus mempunyai komitmen yang kuat untuk mendukung perdamaian internasional dengan optimalisasi keterlibatan,” katanya, Kamis (10/11). Aca...